Moch.
Rifai Syambera1,
Nining Diana Ria2,
danYusuf Irkham3, Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Semarang
|
Intisari—Untuk
mengetahui adanya api, asap dan gas karbon monoksida dalam ruangan, dibutuhkan
alat untuk mendeteksi serta menentukan kadar konsentrasi tersebut. Maka dalam
penelitian ini dibuatlah aplikasi Arduino Uno menggunakan masukan sensor api,
asap, dan karbon monoksida dengan luaran XBee. Sensor untuk mendeteksi adanya
api ini menggunakan flame sensor.
Sensor untuk mengetahui konsentrasi dan kadar asap di udara menggunakan sensor
MQ-2. Dan sensor untuk mengetahui konsentrasi dan kadar gas karbon monoksida
(CO) menggunakan sensor MQ-7. Sedangkan Arduino Uno sebagai kontroler dan
pemroses sinyal, serta XBee berfungsi sebagai pengirim data pada masing-masing
sensor.
Kata Kunci : Arduino Uno, Sensor Api, Asap, Karbon
Monoksida, XBee
Abstract—To
determine the presence of fire, smoke and carbon monoxide in the room, it takes
a tool to detect and determine the concentration levels. So in this study made
Arduino Uno applications using sensor inputs fire, smoke, and carbon monoxide
with XBee outcomes. Sensors to detect the presence of the flame using flame
sensors. Sensors to determine the concentration and level of smoke in the air
using MQ-2 sensor. And sensors to determine the concentration and the levels of
carbon monoxide (CO) sensor using MQ-7. While the Arduino Uno as controllers
and signal processing, as well as the XBee function as the sender of data each
sensor.
Keywords : Arduino Uno, Fire Sensor, Smoke, Carbon
Monoxide, Xbee
I. Pendahuluan
D
|
alam perkembangan teknologi, banyak sarana yang dirancang secara otomatis
untuk membantu kegiatan manusia dalam mengatur keamanan lingkungan ataupun
ruangan yang memerlukan tingkat pengamanan yang lebih ketat. Terutama pada
ruangan yang harus terhindar dari nyala api, asap dan gas beracun seperti gas
karbon monoksida. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebakaran ruangan dan gas
beracun yang dapat membahayakan pernapasan manusia yang ada di dalam ruangan.
Berdasarkan hal di
atas maka dirancanglah alat untuk mendeteksi adanya api, asap, dan gas karbon
monoksida yang dikontrol menggunakan Arduino Uno. Alat ini akan bekerja dengan
mengirimkan data api, asap, dan gas karbon monoksida menggunakan teknologi
XBee.
Diharapkan dengan adanya alat pendeteksi api, asap, dan gas karbon monoksida ini, dapat mempermudah kita untuk
menghindarkan ruangan khusus agar ruangan tersebut terhindar dari hal-hal yang
dapat membahayakan penghuninya.
II. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan,
maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan Arduino ini.
A. Sensor Api (Flame Sensor)[4]
Flame
sensor adalah merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat
mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dalam suatu proses pembakaran,
dalam hal ini pembakaran dalam boiler pada pembangkit listrik tenaga uap. Flame sensor bisa mendeteksi kedua hal
tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame sensor tersebut.
Prinsip kerja flame sensor adalah
dimulai dari bahwa api akan bisa dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet, dan dari situ semacam sensor dalam flame sensor akan bekerja untuk
membedakan spektrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut.
Gambar. Spektrum warna pada flame sensor
Flame sensor ini dapat mendeteksi nyala api dengan panjang gelombang
760 nm ~ 1100 nm.Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan
beroperasi pada suhu -25°C - +85°C. Dan tentu saja untuk Anda perhatikan, bahwa
jarak pembacaan antara sensor dan objek yang dideteksi tidak boleh terlalu
dekat, untuk menghindari kerusakan sensor.
Gambar. Sensor api (flame sensor)
Spesifikasi sensor:
·
Mendeteksi api, dengan mendeteksi sumber cahaya
dan sensitivitas cahaya dengan panjang gelombang 940 nm.
·
Antarmuka analog.
·
Tegangan: +5 V.
·
Jangkauan deteksi: 20 cm (4,8V) – 100 cm(1V).
·
Antarmuka dengan mikrokontroler dan rangkaian
logika.
Berikut ini adalah luaran nilai analog dari sensor api:
|
Analog
|
Tidak mendeteksi
|
Tinggi (lebih dari 2,5V)
|
Mendeteksi
|
Rendah (kurang dari 2V)
|
B. Sensor Asap (MQ-2)[7]
(Datasheet Sensor Gas Dan Asap MQ-2 2011).Sensor gas asap MQ-2
ini mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan
output membaca sebagai tegangan analog.
Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan
memutar trimpot. Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik
di rumah maupun di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG,
i-butane, propane, methane ,alcohol, Hydrogen, smoke.
Gambar. Sensor MQ-2
Spesifikasi sensor :
• Catu daya pemanas :
5V AC/DC
• Catu daya rangkaian :
5VDC
• Range pengukuran
:
200 - 5000ppm untuk LPG, propane
300 - 5000ppm untuk butane
5000 - 20000ppm untuk methane
300 - 5000ppm untuk Hidrogen
100 - 2000ppm untuk alkohol
• Luaran : analog
(perubahan tegangan)
Sensor ini dapat
mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan
keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah
terbakar dari 300 sampai 10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari
-20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus
kurang dari 150 mA pada 5V.[1]
C. Sensor Karbon Monoksida (MQ-7)[2]
Sensor MQ-7 merupakan sensor gas karbon monoksida(CO) yang
berfungsi untuk mengetahui konsentrasi gaskarbon monoksida (CO). Dimana sensor
ini salah satunyadipakai dalam memantau gas karbon monoksida (CO).Sensor ini
memiliki sensitivitas tinggi dan waktu responyang cepat. Keluaran yang
dihasilkan oleh sensor ini adalahberupa sinyal analog. Sensor ini juga
membutuhkantegangan direct current (DC) sebesar 5V. Pada sensor initerdapat
nilai resistansi sensor (Rs) yang dapat berubah bilaterkena gas dan juga sebuah
pemanas yang digunakansebagai pembersihan ruangan sensor dari kontaminasi
udaraluar. Sensor ini memerlukan rangkaian sederhana sertamemerlukan tegangan
pemanas (power heater) sebesar 5V,resistansi beban (load resistance), dan
output sensordihubungkan ke analog
to digital converter (ADC), sehinggakeluaran dapat ditampilkan dalam
bentuk sinyal digital.
D. XBee[3]
XBee merupakan modul
RF yang didesain dengan protokol standar IEEE 802.15.4 dan sesuai dengan
kebutuhan sederhana untuk jaringan tanpa kabel. Kelebihan utama yang menjadikan
XBee sebagai komunikasi serial nirkabel karena XBee memiliki konsumsi daya yang
rendah yaitu hanya 3,3 V dan beroperasi pada rentang frekuensi 2,4 GHz.
Gambar. Komponen XBee
Dalam melakukan
komunikasi dengan perangkat lainnya Xbee mampu melakukan komunikasi dengan dua
macam komunikasi yang berbeda, tergantung dari perangkat apa yang dihubungkan
dengan modul Xbee. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan jaringan tanpa
kabel dan komunikasi secara serial.
Komunikasi serial
adalah salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang
dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu. Pada dasarnya komunikasi serial adalah kasus
khusus komunikasi paralel dengan nilai n = 1, atau dengan kata lain adalah
suatu bentuk komunikasi paralel dengan jumlah kabel hanya satu dan hanya
mengirimkan satu bit data secara simultan. Hal ini dapat disandingkan dengan
komunikasi paralel yang sesungguhnya di mana n-bit data dikirimkan bersamaan,
dengan nilai umumnya 8 ≤ n ≤ 128. Untuk komunikasi serial tersinkron, lebar
pita setara dengan frekuensi jalur.
E. Arduino Uno[3]
Arduino merupakan
modul atau kit mikrokontroler yang bersifat
sumber terbuka baik piranti keras
maupun piranti lunaknya. Pengertian
awam, Arduino merupakan komputer kecil yang dapat di program untuk memproses
masukan dan luaran antara modul itu sendiri dengan komponen eksternal yang
dihubungkan dengannya. Arduino memiliki kompilator program
tersendiri menggunakan bahasa C++ yang dilengkapi dengan program pustaka
yang memudahkan para pengguna untuk merancang suatu program. Perangkat kerasnya
terdiri dari pengendali yang memiliki desain sederhana dengan Atmel AVR sebagai
pengolah utama dan pintu masukan serta luaran yang langsung terpasang pada
papan utamanya.
Beberapa macam jenis
Arduino dijual dipasaran, salah satunya Arduino Uno dengan tipe terbaru
yaitu Arduino Uno R3. Modul ini
memiliki 14 pin masukan/luaran (yang mana 6 dapat digunakan sebagai PWM
output), 6 analog input, keramik resonator 16MHz, koneksi USB, power jack,
header ICSP, dan tombol reset,
memuat semua yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler. Arduino R3 dapat
dihubungkan langsung ke komputer dengan kabel USB atau dengan mencatu dengan
catu daya.
Gambar. Arduino Uno
Fitur-fitur yang
dimiliki oleh Arduino Uno R3 ditunjukkan dibawah ini.
• Mikrokontroler :
ATmega328
• Kaki I/O digital :
14 (6 diantaranya adalah PWM)
• Kaki I/O analog :
6
• Flash Memory :
32 KB (8 KB digunakan untuk bootloader)
• SRAM : 2 KB
• EEPROM : 1 KB
• Tegangan kerja :
5 volt
• Tegangan masukan :
7 – 12 volt
• Arus DC pada kaki I/O : 40 mA
Arduino Uno R3 dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau
dengan catu daya eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Daya
eksternal (non-USB) dapat menggunakan
adaptor AC-DC atau baterai.
Arduino ini dapat beroperasi pada
catu tegangan eksternal dari 6 Volt
sampai 20 Volt. Rentang tegangan
yang dianjurkan adalah 7 sampai 12 Volt.
Masing-masing dari
14 kaki
digital pada Arduino Uno R3 dapat digunakan sebagai masukan atau
luaran, menggunakan fungsi pinMode (),
digitalWrite (), dan digitalRead(). Mereka beroperasi pada tegangan
5 Volt. Setiap kaki dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA
dan memiliki resistor pull-up
internal (terputus secara alami) sebesar 20-50 KOhms. Selain itu, beberapa
kaki memiliki fungsi khusus:
III. Perancangan Alat
A. Perangkat Keras dan Rangkaian Elektronika
Adapun sistem yang
digunakan yaitu :
1. Sensor api (flame sensor)
2. Sensor asap (MQ-2)
3. Sensor gas karbon
monoksida (MQ-7)
4. XBee sebagai pengirim
data
5. Arduino Uno sebagai
pengendali semua perangkat
6. Rangkaian PCB untuk
masukan
7. Rangkaian PCB untuk
luaran (XBee).
B. Blok Diagram Hubungan
Komponen Utama
Blok diagram aplikasi Arduino Uno menggunakan
masukan sensor api, asap, dan karbon monoksida dengan luaran XBeedapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar. Blok Diagram Komponen Utama
C. Melakukan PengaturanKonfigurasi
pada XBee
Sebelum menggunakan XBee terlebih dahulu harus
dikonfigurasi. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dilakukan agar XBee
pada Pemancar dan XBee pada penerima dapat saling bertukar data.
•
Hubungkan XBee ke PC/laptop dengan menggunakan
XBee adapter.
Gambar. XBee adapter
•
Jalankan program X-CTU yang telah diinstal
sebelumnya.
•
Pada tampilan X-CTU, pilih COM port yang
digunakan oleh XBee. Untuk mengetahui COM port yang digunakan XBee buka device
manager pada PC/laptop dengan cara klik kanan pada computer lalu pilih Manage
kemudian Device Manager. Pilih tanda panah pada bagian Ports (COM &
LPT) dan lihat usb port yang aktif.
•
Setelah itu lakukan pengaturan baudrate, flow
control, data bits, parity, dan stop bits. Kemudian tekan tombol “Test Query”.
•
Jika koneksi antara X-CTU dengan XBee gagal, maka
akan muncul sebuah pesan kesalahan dan jika koneksi berhasil, maka akan tampil
modem type dan firmware version dari XBee yang sedang digunakan.
•
Setelah koneksi berhasil, pilih tab Modem
Configuration untuk mengkonfigurasi parameter-parameter yang diperlukan.
•
Tekan tombol “Read”, untuk membaca dan
menampilkan pengaturan yang sedang digunakan XBee.
•
Agar dapat melakukan komunikasi lakukan pengaturan
pada beberapa parameter berikut ini :
PAN
IDserver = PAN IDsemua robot,
DLserver =
MYsemua robot,
DLsemua
robot = MYserver.
•
Setelah selesai melakukan konfigurasi beberapa parameter,
langkah terakhir yaitu menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan pada XBee.
Untuk menyimpan konfigurasi tersebut, cukup dengan menekan tombol “Write”
pada X-CTU. Di bawah ini gambar hasil read dan write XBee.
D. Perangkat Lunak Alat
1) Diagram Alir Program
Untuk diagram alir program aplikasi Arduino Uno
menggunakan masukan sensor api, asap, dan karbon monoksida dengan luaran XBee
dapat dilihat dibawah ini :
Gambar. Diagram Alir Program
Gambar. Diagram Alir Sub Program
IV. Pengujian Alat
Dalam pengujian ini,
meliputi pengujian sensor api, asap, sensor gas karbon monoksida dan XBee.
Pengujian alat atau kalibrasi ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan atau
penyimpangan dari suatu nilai yang sebenarnya dengan nilai alat ukur yang
ditunjuk.
A. Pengujian Sensor Api
Dalam pengujian sensor
api (flame sensor) ini adalah dengan
mendekatkan nyala api dengan sensor tersebut.
Kondisi
|
Luaran
|
Tidak Ada Api
|
Tinggi
|
Ada Api
|
Rendah
|
Tabel. Pengujian sensor api (flame sensor)
B. Pengujian Sensor Asap
Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar dan konsentrasi asap yang dihasilkan oleh
sensor asap yang digunakan untuk mendeteksi asap di ruangan.
Kadar Asap
|
Konsentrasi
|
6 %
|
882
|
2 %
|
494
|
1 %
|
299
|
Tabel. Pengujian Sensor Asap (MQ2)
C. Pengujian Sensor Gas
Karbon Monoksida
Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar dan konsentrasi gas karbon monoksida yang
dihasilkan oleh sensor karbon monoksida yang digunakan untuk mendeteksi gas
karbon monoksida di ruangan.
Kadar Gas CO
|
Konsentrasi
|
5 %
|
119
|
3 %
|
79
|
1 %
|
39
|
Tabel. Pengujian Sensor Gas Karbon Monoksida (MQ7)
V. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan penganalisaan
terhadap data yang telah didapat pada penelitian ini, yaitu alat detektor api, asap, dan karbon monoksida
dengan transmisi data nirkabel, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1) Dalam percobaan
menggunakan sensor api, dihasilkan dua kondisi yaitu jika keluaran analog
sensor berlogika rendah maka itu menandakan sensor mendeteksi api, dan apabila
sensor berlogika tinggi maka sensor tidak mendeteksi api.
2) Sensor asap(MQ2)
berfungsi untuk mendeteksi adanya kadar asap yang ada di ruangan. Sensor ini
dapat mengukur kadar asap pada konsentrasi asap dengan rentang nilai 300 –
10.000.
3) Sensor Gas Karbon
Monoksida(MQ7) berfungsi untuk mendeteksi adanya kadar gas karbon monoksida
yang ada di dalam ruangan. Sensor ini dapat mengukur kadar gas karbon monoksida
pada konsentrasi gas karbon monoksida di rentang nilai 20 – 2000 ppm.
Referensi
[1]
Agung, Fajri Septia, et. al. Sistem Deteksi Asap
Rokok Pada Ruangan Bebas Asap Rokok Dengan Keluaran Suara. AMIN GI MDP.
[2]
Putro, Irvan Adhi Eko. RANCANG BANGUN ALAT UKUR
EMISI GAS BUANG, STUDI KASUS: PENGUKURAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO). Surabaya:
ITS Surabaya.
[3]
Wirawan, Bangun, et. al. 2013. Lampu Pengatur lalu
Lintas Portable Menggunakan Jaringan Nirkabel. Semarang: Politeknik Negeri
Semarang.
[4]
<http://ardnas20.wordpress.com/2010/12/16/flame-detector/>diakses pada 18 Desember 2013
[5]
<http://arduino.cc/en/Guide/ArduinoXbeeShield> diakses pada 11 Desember 2013
[6]
<http://arduino.cc/en/Tutorial/HomePage> diakses pada 11 Desember 2013
[7]
<http://e-rid.blogspot.com/2009/07/smoke-sensor-mq2.html> diakses pada
11 Desember 2013
[8] <http://ruslan-instrument.blogspot.com/2012/05/flame-detector.html>
diakses pada 18 Desember 2013
[9]
<http://www.loveelectronics.co.uk/Tutorials/7/xbee-tutorial-how-to-set-up-your-xbees> diakses pada 11 Desember 2013
[10]
<https://www.sparkfun.com/datasheets/Sensors/Biometric/MQ-7.pdf> diakses pada
11 Desember 2013
[11]
<https://www.sparkfun.com/short/9403> diakses pada 11 Desember 2013
Bisa program arduinonya
BalasHapusBisa Bagi Program Arduinonya
BalasHapusapa bisa program arduinonya
BalasHapusapa raspberry pi bisa menggunakan sensor mq2
BalasHapusterimakasih sangat bermanfaat bagi saya.
BalasHapusom bisa saya minta programnya gak?